
Setiap hari
ayah dan ibuku meneleponku, tak pernah lupa mengingatkan aku agar selalu berdoa
“Ihdinassirotol mustakim” sedangkan aku seperti ini. Aku adalah mahasiswa yang
baru menginjak semester dua di salah satu universitas negeri di surabaya.
Semangat melemah karena kebanyakan virus merah jambu. Apakah ada antivirus yang
canggih, yang mampu menyecan secara total hatiku agar virus-virus itu tak
mendominan dalam diriku. Tak sadarkah aku itu semua adalah bentuk perbuatan
yang tidak tahu malu, karena tiddak menghargai jerit payah orangtuaku.
Semua waktuku
terbuang sia-sia, bermalas-malasan tak pernah membantu orang tua. Sejak kapan
aku menjadi seorang yang brutal seperti ini. Sungguh mengecewakan. Pantaskah
bila orang tua selalu membanggakanku.
Semester satu
semoga menjadi sebuah pelajaran bagiku, karena nilai yang bagus bukan hanya
akademik saja tapi ketrampilan komunikasi juga sangat dibutuhkan. Kelak jika
sudah dewasa semua akan terjun ke masyarakat, dan ilmu yang akan menjadi sangat
penting adalah ilmu ketrampilan berkomunikasi. Sedangkan aku lemah dalam vokal.
Satu hal yang selalu aku fikirkan dalam hidupku adalah kemampuanku berbicara,
sungguh sangat belepotan. Aku cadel. Oleh itu tidak bisa berbicara dengan cakap
dan jelas. Keminderan itu mendominan sehingga sering tidak berani dan tidak
percaya diri ketika harus berbicara didepan orang banyak.
Aku dulu memang
pernah bercita-cita jadi penulis untuk menghindari kekuranganku itu, tetapi aku
percaya Allah SWT menilaiku mampu menghadapi kekuranganku itu dan Dia selalu
punya rencana indah pada hamba-Nya. Ya Allah sabarkan hatiku ketika banyak
orang menertawakan cara bicaraku.
Bercermin
dengan kehidupan sosok yang aku sayangi yaitu pacarku. Dia sungguh sangat
mengagumkankan. Dia sangat berbeda denganku. Baik fisik maupun semangatnya. Dia
memmpunyai semangat yang luar biasa sangat berbeda sekali dengan aku. Setiap
waktu luang dia gunakan untuk membantu orang tuanya, tak pernah merasa bahwa
dia kehilangan masa mudanya. Dia tidak pernah mengelak ketika dilarang atau
diperintah orang tuanya. Sumpah, sungguh sangat berbeda dengan aku. Aku pernah
membantah dan menangis gara-gara membela pacarku itu di depan orang tuaku.
Berbahaya, mau
jadi apa jika aku seperti ini terus. Tak ada yang bisa menjamin hidupku akan
seperti saat ini terus, hidupa bermalas-malasan. Butuh uang tinggal minta,
sekolahnya juga tidak pintar. Sangat mengecewakan ya Allah.
Keluarga
besarku dominan adalah seorang petani, aku harus memulainya. aku harus
mengusahakan bahwa aku harus jadi pegawai nanti. Aku harus dapat kerja di
perusahaan atau departemen pemerintahan entah itu tingkat kota atau provinsi.
Amin... semoga terkabulkan.
Aku harus jadi
kipti yang selalu semangat, yang
nantinya mampu menjadi orang besar dan bisa membahagiakan orang tuaku juga
semua orang yang sayang sama aku. Selalu ingat bahwa kebahagiaan orang tua
lebih penting dari pada kebahagiaan diriku sendiri.
Kehidupan
seorang remaja tak kan bisa lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan cinta.
Masa remaja adalah masa terindah yang dapat diceritakan kepada dunia saat kita
tua kelak. Kenangan terhebat dan kenangan yang terbodoh adalah masa remaja.
Ketika
kita menginjak masa dewasa seperti sekarang ini maka kita akan mengalami
penyesalan, kemana masa-masaku dulu? Ku buat apa waktu luangku itu? Karena
itulah yang aku rasa sekarang. Aku merasa terlalu banyak waktuku yang terbuang
sia-sia. Tidur-tiduran dan setelah bangun sms-an dengan pacar, sungguh sangat
merugikan masa mudaku dulu.
Memang
kita akan menang atau mungkin bisa menggondol penghargaan ketika kita berlabuh
di CINTA AWARDS tapi kita akan lumpuh di lingkungan masyarakat. Hidup ini
adalah perjuangan yang keras. Hidup yang tak cukup dengan bahagia karena cinta.
Hidup yang tak mudah semudah kita mengucapkan kata-kata.
Belajarlah
dari pengalaman orang yang gagal, karena orang yang gagal itu adalah orang yang
sudah merasakan pahit getihnya kehidupan. Mereka akan menceritakan betapa
sakitnya dia saat mengalami kegagalan dikarenakan kelalaiannya dimasa muda. Dan
kurasa kitapun akan sakit meski hanya membayangkannya. Jalan yang seharusnya
kita tempuh sekarang adalah jalan yang selalu ingat bahwa ada sang kuasa
dibalik segalanya. Rencana kita indah pada hari ini, tapi apa yang ada pada
kehendakknya akan jadi yang terindah buat kita meski itupun terkadang sulit
untuk kita bayangkan.