Sabtu, 17 Maret 2012

Sekilas Tentang Aku

Entah sampai kapan harus seperti ini terus, hidup yang diperbudak dengan rasa malas. Tak sadarkah aku jika orang tuaku sekarang sedang berjuang mencari nafkah untuk membiayai kuliahku, dan tak sadarkah aku jika nasibku sungguh sangat beruntung karena aku masih bisa merasakan jenjang pendidikan yang lebih tinggi sedangkan banyak teman-temanku yang ingin kuliah tapi tak mampu karena alasan biaya.
Setiap hari ayah dan ibuku meneleponku, tak pernah lupa mengingatkan aku agar selalu berdoa “Ihdinassirotol mustakim” sedangkan aku seperti ini. Aku adalah mahasiswa yang baru menginjak semester dua di salah satu universitas negeri di surabaya. Semangat melemah karena kebanyakan virus merah jambu. Apakah ada antivirus yang canggih, yang mampu menyecan secara total hatiku agar virus-virus itu tak mendominan dalam diriku. Tak sadarkah aku itu semua adalah bentuk perbuatan yang tidak tahu malu, karena tiddak menghargai jerit payah orangtuaku.
Semua waktuku terbuang sia-sia, bermalas-malasan tak pernah membantu orang tua. Sejak kapan aku menjadi seorang yang brutal seperti ini. Sungguh mengecewakan. Pantaskah bila orang tua selalu membanggakanku.
Semester satu semoga menjadi sebuah pelajaran bagiku, karena nilai yang bagus bukan hanya akademik saja tapi ketrampilan komunikasi juga sangat dibutuhkan. Kelak jika sudah dewasa semua akan terjun ke masyarakat, dan ilmu yang akan menjadi sangat penting adalah ilmu ketrampilan berkomunikasi. Sedangkan aku lemah dalam vokal. Satu hal yang selalu aku fikirkan dalam hidupku adalah kemampuanku berbicara, sungguh sangat belepotan. Aku cadel. Oleh itu tidak bisa berbicara dengan cakap dan jelas. Keminderan itu mendominan sehingga sering tidak berani dan tidak percaya diri ketika harus berbicara didepan orang banyak.
Aku dulu memang pernah bercita-cita jadi penulis untuk menghindari kekuranganku itu, tetapi aku percaya Allah SWT menilaiku mampu menghadapi kekuranganku itu dan Dia selalu punya rencana indah pada hamba-Nya. Ya Allah sabarkan hatiku ketika banyak orang menertawakan cara bicaraku.
Bercermin dengan kehidupan sosok yang aku sayangi yaitu pacarku. Dia sungguh sangat mengagumkankan. Dia sangat berbeda denganku. Baik fisik maupun semangatnya. Dia memmpunyai semangat yang luar biasa sangat berbeda sekali dengan aku. Setiap waktu luang dia gunakan untuk membantu orang tuanya, tak pernah merasa bahwa dia kehilangan masa mudanya. Dia tidak pernah mengelak ketika dilarang atau diperintah orang tuanya. Sumpah, sungguh sangat berbeda dengan aku. Aku pernah membantah dan menangis gara-gara membela pacarku itu di depan orang tuaku.
Berbahaya, mau jadi apa jika aku seperti ini terus. Tak ada yang bisa menjamin hidupku akan seperti saat ini terus, hidupa bermalas-malasan. Butuh uang tinggal minta, sekolahnya juga tidak pintar. Sangat mengecewakan ya Allah.
Keluarga besarku dominan adalah seorang petani, aku harus memulainya. aku harus mengusahakan bahwa aku harus jadi pegawai nanti. Aku harus dapat kerja di perusahaan atau departemen pemerintahan entah itu tingkat kota atau provinsi. Amin... semoga terkabulkan.
Aku harus jadi kipti yang  selalu semangat, yang nantinya mampu menjadi orang besar dan bisa membahagiakan orang tuaku juga semua orang yang sayang sama aku. Selalu ingat bahwa kebahagiaan orang tua lebih penting dari pada kebahagiaan diriku sendiri.
Kehidupan seorang remaja tak kan bisa lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Masa remaja adalah masa terindah yang dapat diceritakan kepada dunia saat kita tua kelak. Kenangan terhebat dan kenangan yang terbodoh adalah masa remaja.
Ketika kita menginjak masa dewasa seperti sekarang ini maka kita akan mengalami penyesalan, kemana masa-masaku dulu? Ku buat apa waktu luangku itu? Karena itulah yang aku rasa sekarang. Aku merasa terlalu banyak waktuku yang terbuang sia-sia. Tidur-tiduran dan setelah bangun sms-an dengan pacar, sungguh sangat merugikan masa mudaku dulu.
Memang kita akan menang atau mungkin bisa menggondol penghargaan ketika kita berlabuh di CINTA AWARDS tapi kita akan lumpuh di lingkungan masyarakat. Hidup ini adalah perjuangan yang keras. Hidup yang tak cukup dengan bahagia karena cinta. Hidup yang tak mudah semudah kita mengucapkan kata-kata.
Belajarlah dari pengalaman orang yang gagal, karena orang yang gagal itu adalah orang yang sudah merasakan pahit getihnya kehidupan. Mereka akan menceritakan betapa sakitnya dia saat mengalami kegagalan dikarenakan kelalaiannya dimasa muda. Dan kurasa kitapun akan sakit meski hanya membayangkannya. Jalan yang seharusnya kita tempuh sekarang adalah jalan yang selalu ingat bahwa ada sang kuasa dibalik segalanya. Rencana kita indah pada hari ini, tapi apa yang ada pada kehendakknya akan jadi yang terindah buat kita meski itupun terkadang sulit untuk kita bayangkan.



  Assalamualaikum…. Hi,, apa kabar semuanya? Senang sekali mendapatkan kesempatan bisa meluangkan waktu sebentar saja untuk sekedar menuli...